Dugaan korupsi Neng S & Yeti Makin Kuat Sarana Olah Raga Kemenegpora
Berita Korupsi
Purwakarta,Cakrabuana News :
Kacau... Kalimat itu pasti terucap bagi siapapun yang melihat pembangunan sarana olah raga bantuan hibah Kemenegpora 2017 bagi 12 desa di Purwakarta.
Hal ini,Dugaan "permainan" antara anggota DPRD Purwakarta, Neng Supartini dari fraksi PKB dan pengusaha Yeti untuk mengkorup dana bantuan kemenegpora makin kuat.
Sebab, mayoritas sarana olah raga tersebut tidak layak pakai dan tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.
Hasil pantauan Cakrabuana news di beberapa desa, Senin (4/11/2019), kualitas dan manfaat sarana olah raga yang menghabiskan anggaran Rp 180 juta ini, patut mendapat acungan jempol kebawah.
Seperti lapangan futsal Desa Benteng, Kecamatan Campaka yang dibangun di kawasan pemakaman.
Kini lapangan tersebut menjadi "kuburan" kosong yang tidak pernah ada yang melayat.
Kondisinya sekarang tidak layak pakai dan dibuat tiang gawang serta jaring bola layaknya lapangan futsal yang "sehat".
Begitu pula, lapangan sepak bola Desa Cirende yang diduga sesuai dengan anggaran kemenegpora.
Tanah kosong yang hanya diberi tiang gawang tanpa jaring, apa sesuai dengan anggaran Rp 180 juta?
Lapangan bola voli yang berada di pinggir Kantor Desa Campaka Sari pun tidak layak pakai. Sebab, lantai lapangan sudah rusak dan membahayakan pemain.
Selain itu,Salah seorang pejabat Desa Benteng mengatakan, lapangan futsal tidak ada manfaatnya bagi warga. "Dari awal dibangun sampai sekarang, lapangan tersebut tidak pernah dipakai. Paling malam, tuyul yang main karena itu area mereka," katanya sambil bercanda.
Dirinya menyayangkan, dana cukup besar tersebut tidak ada manfaatnya. "Seharusnya hibah pemerintah pusat bisa dirasakan warga. Ini sebaliknya, hanya oknum-oknum saja yang menikmatinya," katanya.
Sementara itu, kontraktor Yeti mengaku sudah menjalankan tugasnya sesuai tupoksi.
"Saya hanya diperintahkan bu Neng untuk mengerjakan proyek Kemenegpora Terkait lokasi sarana, itu keinganan desa. Jika sekarang tidak dipakai, bukan salah saya. Lapangan futsal Desa Benteng sudah saya pasang tiang gawang. Jika sekarang tidak ada, perawatan desa gimana?," katanya
Reporter Liputan :
Team
Purwakarta,Cakrabuana News :
Kacau... Kalimat itu pasti terucap bagi siapapun yang melihat pembangunan sarana olah raga bantuan hibah Kemenegpora 2017 bagi 12 desa di Purwakarta.
Hal ini,Dugaan "permainan" antara anggota DPRD Purwakarta, Neng Supartini dari fraksi PKB dan pengusaha Yeti untuk mengkorup dana bantuan kemenegpora makin kuat.
Sebab, mayoritas sarana olah raga tersebut tidak layak pakai dan tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.
Hasil pantauan Cakrabuana news di beberapa desa, Senin (4/11/2019), kualitas dan manfaat sarana olah raga yang menghabiskan anggaran Rp 180 juta ini, patut mendapat acungan jempol kebawah.
Seperti lapangan futsal Desa Benteng, Kecamatan Campaka yang dibangun di kawasan pemakaman.
Kini lapangan tersebut menjadi "kuburan" kosong yang tidak pernah ada yang melayat.
Kondisinya sekarang tidak layak pakai dan dibuat tiang gawang serta jaring bola layaknya lapangan futsal yang "sehat".
Begitu pula, lapangan sepak bola Desa Cirende yang diduga sesuai dengan anggaran kemenegpora.
Tanah kosong yang hanya diberi tiang gawang tanpa jaring, apa sesuai dengan anggaran Rp 180 juta?
Lapangan bola voli yang berada di pinggir Kantor Desa Campaka Sari pun tidak layak pakai. Sebab, lantai lapangan sudah rusak dan membahayakan pemain.
Selain itu,Salah seorang pejabat Desa Benteng mengatakan, lapangan futsal tidak ada manfaatnya bagi warga. "Dari awal dibangun sampai sekarang, lapangan tersebut tidak pernah dipakai. Paling malam, tuyul yang main karena itu area mereka," katanya sambil bercanda.
Dirinya menyayangkan, dana cukup besar tersebut tidak ada manfaatnya. "Seharusnya hibah pemerintah pusat bisa dirasakan warga. Ini sebaliknya, hanya oknum-oknum saja yang menikmatinya," katanya.
Sementara itu, kontraktor Yeti mengaku sudah menjalankan tugasnya sesuai tupoksi.
"Saya hanya diperintahkan bu Neng untuk mengerjakan proyek Kemenegpora Terkait lokasi sarana, itu keinganan desa. Jika sekarang tidak dipakai, bukan salah saya. Lapangan futsal Desa Benteng sudah saya pasang tiang gawang. Jika sekarang tidak ada, perawatan desa gimana?," katanya
Reporter Liputan :
Team
Comments
Post a Comment