Diminta Jokowi Bereskan Tekor Neraca Dagang,Orang Kaya Ke 3 RI
Berita Peristiwa
Cilegon,Cakrabuana News :
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Prajogo Pangestu membenahi masalah defisit alias tekor neraca perdagangan Indonesia. Orang terkaya nomor 3 di Indonesia ini kebetulan ingin membangun kawasan pabrik baru petrokimia kedua di Cilegon, Banten.
Jokowi meminta kepada pemilik PT Chandra Asri Petrochemical ini mempercepat proses pembangunan kawasan pabrik baru kedua. Sebab, produksi petrokimia yang dihasilkan mampu menutupi kebutuhan nasional.
Impor petrokimia menjadi salah satu penyebab tekor neraca perdagangan setelah minyak dan gas (migas).
Pabrik Baru Chandra Asri
Setelah mengoperasikan pabrik baru polyethylene yang mampu memproduksi 400 ribu ton, Chandra Asri akan membangun kawasan pabrik kedua petrokimia dengan investasi sekitar Rp 60-80 triliun. Target pembangunannya selama empat tahun ke depan.
Namun,Kawasan pabrik kedua ini akan memberikan tambahan volume produksi petrokimia sekitar 4 juta ton. Saat ini, Neraca perdagangan sektor petrokimia Indonesia defisit sebesar Rp 193 triliun, hal tersebut dikarenakan nilai impornya lebih besar dibandingkan ekspor.
Pasalnya,Nilai impor tercatat Rp 317 triliun sedangkan ekspor Rp 124 triliun. Adapun, kebutuhan produk petrokimia mencapai 2,3 juta ton dan yang bisa terpenuhi baru mencapai 736 ribu ton, sehingga sekitar 1,5 juta ton diimpor.
"Artinya sisanya bisa diekspor," tegas Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta bantuan Prajogo Pangestu untuk menyelesaikan masalah tekor atau defisit neraca perdagangan Indonesia. Tekor neraca dagang disebabkan oleh impor petrokimia dan migas.
Jokowi meminta bantuan Prajogo Pangestu selaku pemilik PT Chandra Asri Petrochemical sekaligus orang terkaya nomor tiga di Indonesia untuk segera menyelesaikan pembangunan kawasan pabrik kedua di Cilegon, Banten.
"Kalau bisa segera selesaikan Pak Prajogo. Kalau bisa jangan sampai 4 tahun, 2 tahun selesai, gitu. Dikebut," ucap Jokowi di kawasan pabrik Chandra Asri, Cilegon, Banten, Jumat (6/12/2019).
Mengenai, kondisi Indonesia yang sudah mengekspor petrokimia, diharapkan permasalahan defisit neraca dagang dan transaksi berjalan bisa diatasi.
"Kita harapkan nanti investasi yang berikutnya dari Chandra Asri sudah bisa selesaikan ini (defisit neraca perdagangan)," kata Jokowi.
Namun,Prajogo Pangestu menjadi orang kaya nomor 3 di Republik Indonesia (RI) versi Forbes. Taipan yang lahir pada 13 Mei 1944 di Sambas, Kalimantan Barat ini memiliki harta sebesar US$ 7,6 miliar atau setara dengan Rp 106,4 triliun. Tahun lalu, Prajogo memiliki harta US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun.
Selain itu,Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor produk petrokimia lagi dalam waktu tiga sampai empat tahun mendatang. Hal itu menyusul komitmen PT Chandra Asri Petrochemical membangun kawasan pabrik baru kedua di Kota Cilegon, Banten.
Namun,Volume produksi petrokimia nasional akan bertambah 4 juta ton setiap tahunnya. Jokowi mencatat, kebutuhan poylethylene nasional sebesar 2,3 juta ton sedangkan jumlah produksi yang ada baru mencapai 736 ribu ton, sehingga impornya masih 1,52 juta ton. Jika dilihat nilainya sektor petrokimia defisit Rp 193 triliun.
"Sehingga kita tidak usah impar-impor lagi untuk produk kimia, bisa kita produksi dalam negeri. Target kita 3-4 tahun rampung," tutur Jokowi.
Selain itu, pemerintah juga membenahi defisit neraca perdagangan dengan menekan impor minyak dan gas (migas) melalui beberapa program, seperti mandatori biodiesel sebagai campuran solar.
"Nanti tanggal 20-an kita akan launching yang B30. Itu juga akan mengurangi impor minyak. Kemudian juga avtur, yang juga sudah mulai turun drastis karena bisa kita produksi juga di dalam negeri. Gas elpiji nanti terdiversifikasi batubara juga bisa kita potong kurangi lagi, dan akan mengurangi semuanya," ucap beliau
Reporter Liputan :
Ari/Team
Cilegon,Cakrabuana News :
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Prajogo Pangestu membenahi masalah defisit alias tekor neraca perdagangan Indonesia. Orang terkaya nomor 3 di Indonesia ini kebetulan ingin membangun kawasan pabrik baru petrokimia kedua di Cilegon, Banten.
Jokowi meminta kepada pemilik PT Chandra Asri Petrochemical ini mempercepat proses pembangunan kawasan pabrik baru kedua. Sebab, produksi petrokimia yang dihasilkan mampu menutupi kebutuhan nasional.
Impor petrokimia menjadi salah satu penyebab tekor neraca perdagangan setelah minyak dan gas (migas).
Pabrik Baru Chandra Asri
Setelah mengoperasikan pabrik baru polyethylene yang mampu memproduksi 400 ribu ton, Chandra Asri akan membangun kawasan pabrik kedua petrokimia dengan investasi sekitar Rp 60-80 triliun. Target pembangunannya selama empat tahun ke depan.
Namun,Kawasan pabrik kedua ini akan memberikan tambahan volume produksi petrokimia sekitar 4 juta ton. Saat ini, Neraca perdagangan sektor petrokimia Indonesia defisit sebesar Rp 193 triliun, hal tersebut dikarenakan nilai impornya lebih besar dibandingkan ekspor.
Pasalnya,Nilai impor tercatat Rp 317 triliun sedangkan ekspor Rp 124 triliun. Adapun, kebutuhan produk petrokimia mencapai 2,3 juta ton dan yang bisa terpenuhi baru mencapai 736 ribu ton, sehingga sekitar 1,5 juta ton diimpor.
"Artinya sisanya bisa diekspor," tegas Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta bantuan Prajogo Pangestu untuk menyelesaikan masalah tekor atau defisit neraca perdagangan Indonesia. Tekor neraca dagang disebabkan oleh impor petrokimia dan migas.
Jokowi meminta bantuan Prajogo Pangestu selaku pemilik PT Chandra Asri Petrochemical sekaligus orang terkaya nomor tiga di Indonesia untuk segera menyelesaikan pembangunan kawasan pabrik kedua di Cilegon, Banten.
"Kalau bisa segera selesaikan Pak Prajogo. Kalau bisa jangan sampai 4 tahun, 2 tahun selesai, gitu. Dikebut," ucap Jokowi di kawasan pabrik Chandra Asri, Cilegon, Banten, Jumat (6/12/2019).
Mengenai, kondisi Indonesia yang sudah mengekspor petrokimia, diharapkan permasalahan defisit neraca dagang dan transaksi berjalan bisa diatasi.
"Kita harapkan nanti investasi yang berikutnya dari Chandra Asri sudah bisa selesaikan ini (defisit neraca perdagangan)," kata Jokowi.
Namun,Prajogo Pangestu menjadi orang kaya nomor 3 di Republik Indonesia (RI) versi Forbes. Taipan yang lahir pada 13 Mei 1944 di Sambas, Kalimantan Barat ini memiliki harta sebesar US$ 7,6 miliar atau setara dengan Rp 106,4 triliun. Tahun lalu, Prajogo memiliki harta US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun.
Selain itu,Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor produk petrokimia lagi dalam waktu tiga sampai empat tahun mendatang. Hal itu menyusul komitmen PT Chandra Asri Petrochemical membangun kawasan pabrik baru kedua di Kota Cilegon, Banten.
Namun,Volume produksi petrokimia nasional akan bertambah 4 juta ton setiap tahunnya. Jokowi mencatat, kebutuhan poylethylene nasional sebesar 2,3 juta ton sedangkan jumlah produksi yang ada baru mencapai 736 ribu ton, sehingga impornya masih 1,52 juta ton. Jika dilihat nilainya sektor petrokimia defisit Rp 193 triliun.
"Sehingga kita tidak usah impar-impor lagi untuk produk kimia, bisa kita produksi dalam negeri. Target kita 3-4 tahun rampung," tutur Jokowi.
Selain itu, pemerintah juga membenahi defisit neraca perdagangan dengan menekan impor minyak dan gas (migas) melalui beberapa program, seperti mandatori biodiesel sebagai campuran solar.
"Nanti tanggal 20-an kita akan launching yang B30. Itu juga akan mengurangi impor minyak. Kemudian juga avtur, yang juga sudah mulai turun drastis karena bisa kita produksi juga di dalam negeri. Gas elpiji nanti terdiversifikasi batubara juga bisa kita potong kurangi lagi, dan akan mengurangi semuanya," ucap beliau
Reporter Liputan :
Ari/Team
Video
Comments
Post a Comment